Notification

×

Kategori Tulisan

Cari Tulisan/Kata/Judul

Iklan

Iklan

#faarsyam

Menghindari Taghut dan Syirik: Dasar-dasar Iman dalam Islam

Jumat, 26 Juli 2024 | Juli 26, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-07-27T15:29:21Z

 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته


Kepada pembaca Faarsyam yang terhormat di seluruh dunia,

Semoga pesan ini menemui Anda dalam keadaan sehat dan dalam perlindungan Allah ﷻ. Pada kesempatan ini, saya ingin mengundang Anda semua untuk berpartisipasi dalam program donasi kami melalui Saweria dan Dana. Dukungan Anda sangat berarti bagi saya dan memberikan semangat serta motivasi untuk terus berkarya dan menyebarkan kebaikan.

Tema yang akan kita bahas hari ini adalah "Islam dan Taghut." Taghut merujuk pada segala sesuatu yang disembah selain Allah ﷻ dan menyeru kita untuk menentang semua bentuk ketidakadilan dan tirani. Mari kita bersama-sama mendalami pemahaman ini untuk memperkuat dan mengokohkan iman kita.

Semoga Allah ﷻ senantiasa memberikan kita kesehatan, keselamatan, dan keberkahan.

Tidak semua orang mengetahui tentang taghut, yang dalam konteks Islam merujuk pada sesuatu yang melampaui batas-batas yang ditetapkan oleh Allah ﷻ. Dalam kehidupan sehari-hari, taghut dapat diartikan sebagai tindakan yang melampaui batas, seperti seseorang yang seharusnya bersyukur dengan apa yang dimiliki namun terus berambisi dan serakah. Tindakan semacam itu tidak hanya mendatangkan malapetaka pada diri sendiri tetapi juga pada orang di sekitarnya.

Para ulama telah banyak mengajarkan dan memperingatkan tentang bahaya perilaku seperti itu. Mereka menekankan bahwa sikap ini membahayakan tidak hanya keselamatan individu tetapi juga masyarakat secara keseluruhan. Seseorang yang melampaui batas biasanya tidak mempertimbangkan keselamatan dirinya sendiri, apalagi kesejahteraan orang lain.

Sebagai umat Muslim, kita memiliki kewajiban untuk memperingatkan, mengundang, dan menasihati mereka yang berperilaku berlebihan. Mereka yang hidup melampaui batas hanya mengundang murka Allah ﷻ. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu mengingatkan diri sendiri dan orang lain tentang pentingnya hidup dalam batasan yang ditetapkan oleh Allah ﷻ, bersyukur atas nikmat yang diberikan, dan tidak terjebak dalam ambisi dan keserakahan yang berlebihan.

Dengan demikian, menjaga keseimbangan dalam hidup dan tetap berada di jalan yang benar akan membawa kita pada keselamatan dan ridha Allah ﷻ.

Makna Taghut

Taghut adalah istilah dalam bahasa Arab yang merujuk pada segala sesuatu yang disembah selain Allah ﷻ, atau yang menyeru orang untuk menolak dan melanggar perintah Allah. Taghut mencakup berbagai bentuk penyembahan dan ketaatan yang salah, seperti berhala, setan, ideologi yang menyesatkan, dan pemimpin yang menindas yang menyesatkan orang dari jalan kebenaran.

Contoh Taghut

  • Pemimpin yang Menindas dan Menyesatkan: Pemimpin yang menggunakan kekuasaan mereka untuk menindas orang, menerapkan hukum yang bertentangan dengan ajaran Allah, dan menyeru untuk penyembahan atau ketaatan yang melanggar prinsip-prinsip Islam.

  • Peramal atau Dukun: Orang-orang yang mengklaim memiliki kekuatan supernatural dan memimpin orang untuk bergantung pada kekuatan mereka, mengalihkan keyakinan mereka dari Allah ﷻ sebagai satu-satunya Tuhan yang layak disembah dan dicari pertolongan.

  • Berhala atau Objek Penyembahan: Patung, pohon, batu, atau objek lain yang disembah dan diyakini memiliki kekuatan ilahi, yang mengarahkan orang untuk mengarahkan penyembahan mereka pada objek-objek ini daripada kepada Allah ﷻ.

  • Ideologi atau Sistem yang Bertentangan dengan Ajaran Allah: Setiap bentuk ideologi atau sistem yang mendorong orang untuk menolak dan melawan ajaran Allah, seperti ateisme, sekularisme ekstrem, dan ideologi lain yang menyimpangkan orang dari prinsip-prinsip Islam.

  • Orang yang Mengundang untuk Berbuat Dosa: Individu yang mempengaruhi dan mendorong orang lain untuk melakukan dosa dan kesalahan, baik secara langsung maupun melalui media dan pengaruh sosial.

Penjelasan dan Pemahaman Lebih Lanjut

Taghut dalam Islam mewakili semua bentuk pembangkangan terhadap Allah ﷻ yang menyebabkan penyimpangan dari jalan kebenaran. Melawan taghut berarti menegakkan kebenaran dan keadilan, serta mengundang orang kembali kepada penyembahan dan ketaatan kepada Allah ﷻ saja. Ini melibatkan penolakan semua bentuk penyembahan yang salah dan menentang semua bentuk ketidakadilan dan penindasan.

Dalam Al-Qur'an, Allah ﷻ berfirman:

"Tiada paksaan dalam agama. Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang salah. Karena itu, barang siapa yang kafir kepada taghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Qur'an 2:256)

Ayat ini menekankan pentingnya menolak taghut dan berpegang teguh pada iman kepada Allah ﷻ sebagai bentuk ketaatan dan pengabdian yang sebenarnya.

Al-Qur'an juga secara tegas memperingatkan umat Islam tentang bahaya syirik (menyekutukan Allah). Syirik adalah tindakan menyekutukan Allah dalam ibadah, menjadikannya setara dengan Allah dalam hal pengabdian dan penyembahan. Ini adalah dosa berat dan tindakan yang sangat terlarang dalam Islam. Al-Qur'an berulang kali menekankan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang layak disembah, dan tidak ada sekutu bagi-Nya.

Seperti dijelaskan dalam Al-Qur'an:

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni orang yang menyekutukan-Nya [syirik], tetapi Dia mengampuni dosa yang lebih kecil daripada itu bagi siapa yang Dia kehendaki." (Qur'an 4:48)

Ayat ini mengingatkan kita bahwa syirik adalah dosa yang tidak akan diampuni jika seseorang meninggal dunia dalam keadaan melakukan syirik. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap Muslim untuk menjaga kemurnian tauhid (keesaan Allah) dan menghindari semua bentuk syirik dan taghut yang dapat mengancam iman dan kesalehan kita.

Menjaga tauhid dan menghindari taghut adalah kewajiban setiap Muslim sebagai bentuk pengabdian dan ketaatan kepada Allah. Dengan memahami dan mengamalkan ajaran ini, kita dapat menghindari bahaya syirik dan memastikan bahwa ibadah kita hanya ditujukan kepada Allah. Semoga Allah senantiasa membimbing kita dalam menjaga iman dan kesalehan kita.


إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

Artinya: “Sesungguhnya segala amal tergantung niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkan.”

[HR. Bukhari dan Muslim]

#FYI

×
Dukung Saya Beri