Notification

×

Kategori Tulisan

Cari Tulisan/Kata/Judul

Iklan

Iklan

#faarsyam

Menghindari Taghut dan Syirik: Landasan Keimanan dalam Islam (Versi Indonesia)

Jumat, 26 Juli 2024 | Juli 26, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2025-06-07T05:51:57Z

 Para pembaca Faarsyam yang budiman dari seluruh dunia,

Semoga kalian semua dalam keadaan sehat walafiat dan selalu dalam lindungan Allah ﷻ. Pada kesempatan kali ini, saya ingin mengajak teman-teman semua untuk berpartisipasi dalam program donasi yang saya buka melalui Saweria dan Dana. Dukungan dari kalian sangat berarti untuk memberikan semangat dan motivasi lebih bagi saya dalam berkarya dan menyebarkan kebaikan.

Tema yang akan kita bahas hari ini adalah "Islam dan Taghut." Taghut merujuk kepada segala sesuatu yang disembah selain Allah ﷻ dan mengajak kita untuk menentang segala bentuk ketidakadilan dan kezaliman. Mari kita bersama-sama mendalami pemahaman ini agar iman kita semakin kuat dan teguh.

Semoga Allah ﷻ senantiasa memberikan kesehatan, keselamatan, dan keberkahan kepada kita semua.

Tidak semua orang tahu tentang taghut, yang dalam konteks Islam berarti sesuatu yang melampaui batas-batas yang telah ditetapkan oleh Allah ﷻ. Dalam kehidupan sehari-hari, taghut bisa diartikan sebagai tindakan yang melampaui batas, misalnya, seseorang yang seharusnya bersyukur atas apa yang telah mereka miliki namun terus berbuat lebih karena ambisi dan keserakahan. Tindakan ini tidak hanya menyebabkan malapetaka bagi diri sendiri tetapi juga bagi orang lain di sekitarnya.

Para alim ulama telah banyak berdakwah dan memperingatkan bahaya dari orang-orang yang berperilaku seperti ini. Mereka menekankan bahwa sikap seperti ini tidak hanya membahayakan keselamatan individu tersebut tetapi juga masyarakat secara keseluruhan. Seorang yang melampaui batas biasanya tidak memikirkan keselamatan dirinya sendiri, apalagi kesejahteraan orang lain.

Sebagai umat Islam, kita memiliki kewajiban untuk memperingatkan, mengajak, dan memberikan nasehat kepada orang-orang yang berperilaku melampaui batas. Mereka yang hidup dengan melampaui batasan ini hanya akan mengundang murka Allah ﷻ. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu mengingatkan diri sendiri dan orang lain tentang pentingnya hidup dalam batas-batas yang telah ditetapkan oleh Allah ﷻ, mensyukuri nikmat yang telah diberikan, dan tidak terjerumus dalam ambisi serta keserakahan yang berlebihan.

Dengan demikian, menjaga keseimbangan dalam hidup dan tetap berada dalam jalan yang benar akan membawa kita kepada keselamatan dan keridhaan Allah ﷻ.

Makna Taghut

Taghut adalah istilah dalam bahasa Arab yang merujuk kepada segala sesuatu yang disembah selain Allah ﷻ, atau yang mengajak manusia untuk menolak dan melanggar perintah Allah. Taghut mencakup berbagai bentuk penyembahan dan ketaatan yang salah, seperti berhala, setan, ideologi yang menyesatkan, dan pemimpin yang menindas dan menyesatkan umat manusia dari jalan kebenaran.

Contoh Orang-Orang Taghut

  1. Pemimpin yang Zalim dan Menyesatkan: Pemimpin yang menggunakan kekuasaannya untuk menindas rakyat, menegakkan hukum yang bertentangan dengan ajaran Allah ﷻ, dan mengajak orang untuk menyembah atau taat kepadanya dengan cara yang melanggar prinsip-prinsip Islam.

  2. Dukun atau Penyihir: Orang yang mengklaim memiliki kekuatan supranatural dan meminta orang lain untuk bergantung pada kekuatannya, sehingga menjauhkan mereka dari kepercayaan kepada Allah ﷻ sebagai satu-satunya yang berhak disembah dan dimintai pertolongan.

  3. Berhala atau Objek yang Disembah: Patung, pohon, batu, atau objek lainnya yang dijadikan sesembahan dan diyakini memiliki kekuatan ilahi, sehingga orang-orang mengarahkan ibadah mereka kepada benda-benda tersebut alih-alih kepada Allah ﷻ.

  4. Ideologi atau Sistem yang Menentang Ajaran Allah: Segala bentuk ideologi atau sistem yang mendorong manusia untuk menolak dan melawan ajaran Allah ﷻ, seperti atheisme, sekularisme ekstrem, dan ideologi-ideologi lain yang menjauhkan manusia dari prinsip-prinsip Islam.

  5. Orang yang Mengajak kepada Kemaksiatan: Orang yang mempengaruhi dan mendorong orang lain untuk melakukan dosa dan maksiat, baik secara langsung maupun melalui media dan pengaruh sosial.

Penjelasan dan Pemahaman Lanjutan

Taghut dalam pandangan Islam adalah segala bentuk ketidaktaatan kepada Allah ﷻ yang mengakibatkan penyimpangan dari jalan kebenaran. Memerangi taghut berarti menegakkan kebenaran, keadilan, dan mengajak manusia kembali kepada penyembahan dan ketaatan hanya kepada Allah ﷻ. Ini juga melibatkan penolakan terhadap segala bentuk penyembahan selain kepada-Nya dan menolak segala bentuk kezaliman serta ketidakadilan.

Dalam Al-Quran, Allah ﷻ berfirman:

"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thagut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 256)

Ayat ini menekankan pentingnya menolak taghut dan berpegang teguh pada iman kepada Allah ﷻ sebagai bentuk ketaatan dan pengabdian yang sejati.

Al-Quran dengan tegas memperingatkan umat Islam tentang bahaya syirik atau menyekutukan Allah. Syirik adalah tindakan menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lain, menjadikannya setara dengan Allah dalam hal pengabdian dan penyembahan. Ini adalah dosa yang sangat besar dan paling dilarang dalam ajaran Islam. Al-Quran berulang kali menekankan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah, dan tidak ada sekutu bagi-Nya.

Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa-dosa selain syirik bagi siapa yang Dia kehendaki.” (QS. An-Nisa: 48)

Ayat ini mengingatkan kita bahwa syirik adalah dosa yang tidak akan diampuni jika seseorang meninggal dalam keadaan syirik. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap Muslim untuk menjaga kemurnian tauhid dan menjauhi segala bentuk kesyirikan serta taghut yang dapat mengancam keimanan dan ketakwaan kita.

Menjaga tauhid dan menjauhi taghut adalah kewajiban setiap Muslim sebagai bentuk pengabdian dan kepatuhan kepada Allah. Dengan memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran ini, kita dapat menjauhkan diri dari bahaya syirik dan memastikan bahwa ibadah kita hanya untuk Allah semata. Semoga Allah senantiasa membimbing kita dalam menjaga iman dan ketakwaan kita.




إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

Artinya: “Sesungguhnya segala amal tergantung niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkan.”

[HR. Bukhari dan Muslim]

#FYI

×
Dukung Saya Beri