Dengan penuh rasa syukur, kami menyambut Anda di artikel kami tentang pentingnya keadilan dalam masyarakat. Keadilan bukanlah sesuatu yang dapat dicapai dengan mudah, namun dapat diraih melalui empat tahap yang mendasar. Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan keempat tahap tersebut dan bagaimana setiap individu dapat berperan dalam mencapainya.
Kami mengucapkan terima kasih atas waktu dan perhatian Anda dalam membaca artikel ini. Dukungan Anda sangat berarti bagi Faarsyam. Kami mengundang Anda untuk memberikan dukungan kepada Faarsyam dan berbagi pemikiran Anda melalui kolom komentar. Bersama-sama, kita dapat membangun masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.
17 Agustus merupakan salah satu tanggal bersejarah di Indonesia, karena merupakan pokok identitas bangsa ini. Pada tanggal tersebut, bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, sebuah momen monumental yang menandai berakhirnya penjajahan dan lahirnya sebuah negara yang merdeka dan berdaulat. Namun, setelah puluhan tahun melewati tanggal bersejarah itu, masih banyak problematika yang harus benar-benar diperbaiki dari sistem yang sedang berjalan di negara ini. Terutama kesejahteraan dan keadilan untuk semua warga Indonesia yang hidup di atas tanah yang bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Slogan utama "bersatu" telah membawa kita mencapai titik tertinggi suatu negara, yakni persatuan. Kita telah menunjukkan kekuatan dalam persatuan, merangkul berbagai suku, agama, dan budaya di bawah satu bendera. Namun, persatuan saja tidak cukup untuk menopang negara; dibutuhkan juga keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Tanpa keadilan, persatuan kita tidak akan stabil dan hanya menjadi fondasi yang rapuh bagi negara kita.
Untuk mencapai keadilan, bangsa ini harus melewati empat tahap penting. Tahap pertama adalah Ketuhanan. Dengan percaya atau beriman kepada Allah, kita mendapatkan landasan moral dan spiritual yang kuat. Iman kepada Tuhan mengajarkan kita tentang nilai-nilai kebenaran, kejujuran, dan kasih sayang. Dari sinilah, kita bisa melangkah ke tahap kedua, yakni memanusiakan manusia. Ini berarti kita harus tolong-menolong, menghormati satu sama lain, dan menghindari penindasan terhadap etnis, ras, dan suku. Setiap individu harus diperlakukan dengan martabat dan rasa hormat yang sama, tanpa diskriminasi.Bila tahap ini sudah tercapai, kita bisa beralih ke tahap ketiga, yakni merangkul, bersaudara, dan membuat suatu ikatan yang kuat sesama warga negara Indonesia. Rasa persaudaraan ini harus ditumbuhkan di setiap lapisan masyarakat, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote.
Ketika kita merasa satu dengan yang lain, kita akan lebih mudah untuk bekerja sama dan membangun negara ini dengan semangat gotong-royong.
Tahap keempat adalah menuangkan semua nilai dari tahap 1, 2, dan 3 ke dalam musyawarah. Musyawarah mengajarkan kita untuk berdialog dengan baik, baik di tingkat lokal maupun nasional, untuk bertukar ide dan memperkuat keimanan serta nilai-nilai luhur yang kita anut. Dalam proses ini, kita juga perlu mengaji, atau mendalami ajaran agama kita masing-masing, sehingga lahirlah anak-anak penerus bangsa yang berakhlak mulia dan berkompeten di semua bidang, termasuk di bidang sains. Bila semua ini tercukupi, maka keadilan akan terasa mudah untuk digapai karena tidak ada pembedaan.
Namun, semua tahap ini masih kacau karena adanya pemahaman-pemahaman yang mendesak dan mempengaruhi pemuda-pemudi kita, sehingga negara ini berdiri sempoyongan menopang dirinya sendiri. Banyak dari kita yang masih belum memahami pentingnya keempat tahap ini dan bagaimana masing-masing tahap saling terkait satu sama lain. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk terus belajar dan mengajarkan nilai-nilai ini kepada generasi berikutnya. Dengan demikian, kita bisa memperbaiki sistem yang ada dan mencapai kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
Artinya: “Sesungguhnya segala amal tergantung niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkan.”
[HR. Bukhari dan Muslim]