Notification

×

Kategori Tulisan

Cari Tulisan/Kata/Judul

Iklan

Iklan

#faarsyam

Integritas Pelayanan Pasien Serta Sistem Transportasi Rujukan Pasien.

Senin, 26 Mei 2025 | Mei 26, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-05-26T02:02:35Z



Halo sobat Faarsyam di mana pun kalian berada. Semoga kita semua senantiasa dalam keadaan sehat walafiat dan diberi kelancaran rezeki. Kali ini, mari kita menyelami lebih dalam isu penting dalam dunia kesehatan, khususnya yang berkaitan dengan integritas pelayanan pasien serta sistem transportasi rujukan pasien.

Dalam beberapa waktu terakhir, semakin sering terdengar keluhan bahwa proses rujukan pasien mengalami hambatan serius. Salah satu penyebab utamanya adalah penuhnya kapasitas kamar atau bed di rumah sakit rujukan, terutama rumah sakit tipe B atau A yang menjadi tujuan utama dari fasilitas kesehatan tipe C. Banyak pasien yang membutuhkan penanganan intensif atau lanjutan akhirnya harus menunggu lama bahkan gagal dirujuk karena tidak tersedianya tempat tidur.

Sering kali, pasien dari luar kota harus terlebih dahulu dialihkan ke rumah sakit terdekat hanya untuk mendapatkan penanganan awal, sembari menunggu ketersediaan kamar di rumah sakit rujukan utama. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran serius di tengah masyarakat, apalagi jika pasien tersebut menderita penyakit kronis seperti kanker, gagal ginjal, atau tumor, yang memerlukan pengobatan berkelanjutan dan terjadwal.

"Peningkatan jumlah pasien rujukan tidak bisa lagi dianggap sebagai peristiwa biasa, karena bila dibiarkan, ia dapat berkembang menjadi krisis layanan kesehatan yang sistemik."

Di sisi lain, layanan transportasi medis, terutama ambulans milik rumah sakit, belum sepenuhnya mampu mengakomodasi lonjakan kebutuhan rujukan antardaerah. Banyak rumah sakit sudah mengoperasikan seluruh unit ambulans yang tersedia, namun tetap tidak cukup. Dalam kondisi seperti ini, muncul inisiatif dari berbagai lembaga sosial dan organisasi masyarakat yang menyediakan layanan ambulans gratis untuk membantu masyarakat, terutama mereka yang berasal dari kalangan kurang mampu. Layanan ini telah menjadi tulang punggung tambahan dalam menjembatani keterbatasan sistem transportasi kesehatan yang ada.

Mekanisme rujukan yang idealnya berjalan dari fasilitas kesehatan primer ke rumah sakit daerah, lalu ke rumah sakit rujukan provinsi seperti di Makassar, kerap kali terkendala oleh birokrasi, waktu, dan keterbatasan sumber daya. Bahkan pasien rawat jalan yang membutuhkan kontrol rutin pun harus bersabar menghadapi antrean panjang dan jadwal yang tidak menentu.

Kondisi ini seharusnya menjadi perhatian serius pemerintah pusat, khususnya Kementerian Kesehatan, untuk segera mencari dan menerapkan solusi inovatif berbasis data serta realita lapangan. Tanpa adanya pembaruan sistem dan peningkatan kapasitas infrastruktur, potensi terjadinya ledakan pasien dalam beberapa tahun ke depan bukan sekadar prediksi—melainkan ancaman nyata.

Sebagai langkah awal yang bisa dilakukan oleh masyarakat adalah dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) agar terhindar dari berbagai penyakit kronis dan menular. Upaya pencegahan seperti ini, jika dilakukan secara masif, dapat berdampak langsung pada penurunan angka kunjungan ke rumah sakit dan mengurangi tekanan pada sistem rujukan nasional.

"Menjaga kesehatan bukan hanya soal gaya hidup, tapi juga bagian dari upaya kolektif untuk menjaga kestabilan sistem layanan kesehatan kita."

Ke depan, harapannya pemerintah mampu mendorong kolaborasi antarsektor, mulai dari pemerintah daerah, rumah sakit, lembaga swadaya masyarakat, hingga sektor swasta, guna memperkuat kapasitas layanan dan mempercepat respons terhadap kebutuhan pasien. Jangan sampai hal yang kita anggap remeh hari ini, berubah menjadi krisis luar biasa di masa mendatang.



إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

Artinya: “Sesungguhnya segala amal tergantung niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkan.”

[HR. Bukhari dan Muslim]

#FYI

×
Dukung Saya Beri