Notification

×

Kategori Tulisan

Cari Tulisan/Kata/Judul

Iklan

Iklan

#faarsyam

MASA DEPAN ITU SEBUAH MIMPI DITENGAH RAYUAN DUNIA

Senin, 02 Juni 2025 | Juni 02, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-06-02T00:35:54Z

faarsyam.my.id - Halo sahabat faarsyam, selamat datang di ruang berbagi ini. Terima kasih telah menyempatkan diri untuk hadir di sini, di tengah kesibukan dan mungkin juga gejolak yang sedang kalian rasakan. Jika kalian membaca tulisan ini, mungkin ada sedikit kegelisahan yang sedang bersemayam di hati, sebuah perasaan yang mungkin tak terucap namun terasa nyata. Saya tidak tahu persis apa yang sedang kalian alami, namun saya merasakan adanya benang tipis bernama "galau" yang mungkin sedang menyelimuti benak kalian.
Mungkin judul dari postingan ini sedikit menggelitik, atau bahkan terasa janggal. Ya, baru saja terlintas dalam pikiran saya sebuah pemikiran yang cukup radikal: masa depan itu hanyalah sebuah mimpi. Sebuah ilusi yang diciptakan oleh indahnya rayuan dunia. Mengapa demikian? Karena menurut logika sederhana saya, masa depan kita yang sesungguhnya, yang abadi, telah terukir dengan jelas: akhirat.
Seringkali kita mendengar seseorang berucap dengan penuh semangat, "Aku akan mengejar impianku demi masa depan yang lebih baik!" Sebuah kalimat yang terdengar heroik, penuh determinasi. Namun, pernahkah kita merenungkan, masa depan seperti apa yang sebenarnya kita kejar? Bukankah seringkali "masa depan yang lebih baik" itu kita definisikan dalam kerangka duniawi? Karier yang gemilang, materi yang melimpah, status sosial yang terhormat. Semua itu adalah bagian dari dunia ini, yang sifatnya sementara dan fana.
Lantas, di mana letak keseimbangannya dengan akhirat, tujuan hidup kita yang sebenarnya? Bukankah seharusnya fokus utama kita adalah mempersiapkan bekal untuk kehidupan yang kekal nanti? Saya teringat sebuah konsep sederhana namun mendalam: jika kita mengejar akhirat dan menempatkan dunia sebagai sesuatu yang menunggu, maka mau tidak mau, dunia itulah yang akan mengejar kita.
Coba kita telaah lebih dalam. Dalam kehidupan sehari-hari, bukankah kita cenderung memberikan perhatian lebih kepada sesuatu atau seseorang yang kita tunggu kedatangannya? Sesuatu yang penting, yang kita prioritaskan. Sebaliknya, sesuatu yang kita suruh menunggu, seringkali kita anggap sebagai pilihan kedua, atau bahkan kesekian. Nalar kita sebagai manusia dengan mudah menangkap logika ini.
Maka, mari kita terapkan konsep ini dalam skala yang lebih besar. Jadikan dunia ini "menunggu" dalam artian kita tidak menjadikannya fokus utama. Kita berupaya di dunia ini seperlunya, sebagai sarana untuk beribadah dan mengumpulkan bekal akhirat. Ketika akhirat menjadi prioritas, ketika kita sungguh-sungguh berusaha meraih ridha Allah, maka dunia dengan segala isinya akan "menunggu" untuk kita raih. Bahkan, jika kita terlalu lama membuatnya menunggu, ia akan datang sendiri kepada kita, tanpa perlu kita bersusah payah mengejarnya dengan sekuat tenaga.
Ini bukan berarti kita harus meninggalkan dunia sepenuhnya dan hanya beribadah tanpa bekerja. Tentu tidak demikian. Islam mengajarkan kita untuk seimbang antara urusan dunia dan akhirat. Namun, yang perlu kita garis bawahi adalah prioritas. Mana yang menjadi tujuan utama, dan mana yang menjadi sarana. Jangan sampai kita terperangkap dalam ilusi bahwa mengejar dunia adalah kunci menuju kebahagiaan sejati, baik di dunia maupun di akhirat.
Sahabat faarsyam yang jauh maupun yang dekat, saya berharap analogi sederhana ini dapat membuka sedikit perspektif dalam benak kita. Bahwa mungkin, apa yang selama ini kita anggap sebagai "masa depan" yang harus dikejar mati-matian, hanyalah sebuah fatamorgana jika kita melupakan tujuan yang lebih besar dan abadi.
Mari kita renungkan kembali prioritas hidup kita. Apakah kita terlalu fokus pada mimpi-mimpi duniawi hingga melupakan bekal untuk kehidupan yang sesungguhnya? Apakah kita terlalu sibuk mengejar fatamorgana hingga tersesat dari jalan yang lurus?
Ingatlah, dunia ini hanyalah persinggahan sementara. Akhirat adalah tujuan abadi. Jangan biarkan rayuan dunia melenakan kita dari tujuan yang sebenarnya. Jadikan dunia sebagai ladang amal, tempat kita menanam kebaikan untuk kita panen di kehidupan yang kekal nanti.
Semoga kita semua senantiasa diberikan hidayah dan kekuatan untuk menjalani hidup ini dengan seimbang, menjadikan akhirat sebagai tujuan utama dan dunia sebagai sarana untuk meraihnya. Semoga kita semua dapat menangkap esensi dari pemikiran sederhana ini. Sampai jumpa di ruang berbagi selanjutnya, sahabat faarsyam. Tetaplah menjadi pribadi yang penuh semangat dan selalu mencari kebaikan.

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

Artinya: “Sesungguhnya segala amal tergantung niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkan.”

[HR. Bukhari dan Muslim]

#FYI

×
Dukung Saya Beri