Notification

×

Kategori Tulisan

Cari Tulisan/Kata/Judul

Iklan

Iklan

#faarsyam

PANGGUNG DUNIA KHAYALAN: Meracik Bumbu Dalam Perintah

Sabtu, 08 Februari 2025 | Februari 08, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-02-08T02:41:01Z

Orang-orang silih berganti datang dan pergi, menempati panggung yang kita kenal sebagai dunia. Berbagai karakter dan watak bermunculan dan hilang, namun satu hal yang pasti: semua akan berakhir pada satu masa. 

Ketika orang lain mengatakan bahwa pandangan ini hanyalah khayalan, pertanyaannya adalah, mengapa mereka mengatakannya demikian? Pernyataan itu mencerminkan sesuatu yang mereka takuti dalam hidup mereka. Ketakutan ini mungkin berasal dari kesadaran akan kenyataan yang tidak dapat dihindari, bahwa kehidupan ini bersifat temporer dan semua individu akan menghadapi akhir yang sama.

Satu pertanyaan yang sering muncul adalah: apa sebenarnya perwujudan dari kata "dzalim"? Istilah ini merupakan pesan yang nyata yang telah ada sejak dahulu di kalangan manusia. Terdapat sekelompok orang yang melakukan perbuatan dzalim, dan sering kali cara mereka untuk menutupi tindakan tersebut adalah dengan membantah apa yang telah mereka lakukan. Ini menunjukkan adanya ketidakjujuran dan ketidakberanian untuk mengakui kesalahan.

Dalam konteks ini, pemerintah memiliki potensi besar untuk melakukan tindakan dzalim. Dengan kekuasaan yang mereka miliki, sering kali mereka dapat mengubah perintah menjadi sesuatu yang menguntungkan bagi segelintir orang, sementara yang lain menderita. Dalam setiap keputusan yang diambil, hanya ada dua pilihan yang muncul: berkah atau dzalim. Keputusan yang berlandaskan pada kebenaran dan keadilan akan membawa berkah, sedangkan keputusan yang dipenuhi oleh kepentingan pribadi dan penyalahgunaan kekuasaan akan mengarah pada perbuatan dzalim.

Masyarakat harus waspada dan kritis terhadap tindakan dan kebijakan pemerintah. Sebagai individu, kita semua memiliki tanggung jawab untuk melawan ketidakadilan dan mendukung kebijakan yang mendatangkan berkah bagi semua, bukan hanya untuk segelintir orang yang berkuasa. Kesadaran ini penting untuk mendorong perubahan positif dalam sistem yang ada.

Dengan mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang konsep dzalim, kita dapat mulai memahami bentuk-bentuk ketidakadilan yang terjadi di sekitar kita. Setiap tindakan yang merugikan orang lain, tanpa mempertimbangkan dampak negatifnya, adalah sebuah bentuk kedzaliman. Oleh karena itu, kita perlu berani bersuara dan menyuarakan ketidakpuasan terhadap praktik yang tidak adil.

Kita hidup di era di mana informasi dapat diakses dengan mudah. Ini memberi kita alat untuk belajar dan menggali lebih dalam tentang berbagai isu sosial dan politik. Dengan pengetahuan yang tepat, kita dapat mempersiapkan diri untuk memahami dan mengatasi segala bentuk dzalim yang mungkin akan kita hadapi di masyarakat.

Kita harus ingat bahwa perubahan dimulai dari diri kita sendiri. Jika kita ingin melihat dunia yang lebih baik, kita harus mulai dengan bertindak adil dalam kehidupan sehari-hari kita. Ini berarti memperlakukan orang lain dengan hormat, mengakui kesalahan kita, dan tidak membiarkan tindakan dzalim terwujud di lingkungan kita. Ketika banyak individu melakukan hal yang sama, efeknya akan meluas, dan secara kolektif, kita dapat menciptakan perubahan yang lebih besar.

Akhirnya, penting untuk mengingat bahwa setiap individu memiliki kekuatan untuk membuat pilihan. Dalam setiap langkah yang kita ambil, kita memiliki dua jalan di hadapan kita: jalan berkah atau jalan dzalim. Pilihan yang kita buat tidak hanya mempengaruhi diri kita sendiri, tetapi juga orang lain di sekitar kita. Dengan memilih jalan berkah, kita mendukung pembangunan masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan. Mari kita semua berkomitmen untuk memilih berkah, menolak kedzaliman, dan bersama-sama menciptakan dunia yang lebih baik.

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

Artinya: “Sesungguhnya segala amal tergantung niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkan.”

[HR. Bukhari dan Muslim]

#FYI

×
Dukung Saya Beri