Notification

×

Kategori Tulisan

Cari Tulisan/Kata/Judul

Iklan

Iklan

#faarsyam

PENCUCIAN OTAK: Sejak Kecil Mereka di Doktrin

Minggu, 09 Februari 2025 | Februari 09, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-02-09T01:34:59Z

Mereka mengalami proses pencucian otak yang sistematis dan masif. Sejak usia dini, mereka diajarkan untuk membenci orang Arab, khususnya Fhilistina. Banyak peneliti telah melakukan penelitian terkait individu-individu dari Isriwil, dan hasilnya menunjukkan bahwa mereka sudah terprogram untuk membenci orang Arab sejak kecil.

Dalam buku-buku yang ditujukan untuk anak-anak, terdapat banyak konten yang berisi hinaan dan perendahan terhadap orang Arab. Mereka dibuat untuk menganggap orang Arab sebagai makhluk bukan manusia, bahkan digambarkan sebagai sosok yang bertopeng. Proses pencucian otak ini melibatkan beberapa aspek penting yang menjadi fondasi doktrinasi tersebut.

Pertama, mereka diajarkan untuk memandang orang Arab bukan sebagai manusia, melainkan sebagai monster. Kedua, mereka diyakini bahwa seluruh peta Fhilistina adalah bagian dari Isriwil. Ketiga, saat membahas tentang Holocaust, rasa benci terhadap orang Arab secara tidak langsung ditanamkan dalam pikiran mereka sejak usia dini.

Ada ratusan buku yang telah dianalisis oleh peneliti baik dari dalam maupun luar Isriwil. Penelitian ini menunjukkan bukti jelas tentang bagaimana narasi kebencian ini disebarkan. Buku-buku tersebut tidak hanya berisi cerita, tetapi juga menggambarkan sosok orang Arab dengan cara yang sangat merendahkan. Penggambaran ini menciptakan persepsi negatif yang sangat mendalam di kalangan anak-anak.

Penelitian yang dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk peneliti dari Isriwil sendiri, menunjukkan bahwa pendidikan sangat berperan dalam membentuk pandangan mereka terhadap orang Arab. Proses ini tidak hanya berlangsung di lingkungan sekolah, tetapi juga diperkuat oleh media dan lingkungan sosial yang ada di sekitar mereka.

Dalam konteks ini, penting untuk memahami bahwa efek dari pencucian otak ini akan berlangsung dalam jangka panjang. Identitas yang dibentuk melalui doktrinasi dan propaganda ini akan sulit diubah, bahkan ketika individu-individu tersebut sudah dewasa. Hal ini menciptakan tantangan besar dalam membangun dialog dan perdamaian antara kedua belah pihak.

Secara keseluruhan, situasi ini mencerminkan betapa mendalamnya masalah persepsi yang dihadapi oleh masyarakat di Isriwil terhadap orang Arab, khususnya Fhilistina. Proses pendidikan yang sarat dengan kebencian ini bukan hanya berdampak pada individu, tetapi juga pada masyarakat secara keseluruhan.

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

Artinya: “Sesungguhnya segala amal tergantung niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkan.”

[HR. Bukhari dan Muslim]

#FYI

×
Dukung Saya Beri