Notification

×

Kategori Tulisan

Cari Tulisan/Kata/Judul

Iklan

Iklan

#faarsyam

Ust. YAHYA WALONI WAFAT SAAT KHUTBAH JUMAT DI HARI RAYA IDUL ADHA 2025

Minggu, 08 Juni 2025 | Juni 08, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-06-08T03:56:58Z



"Ustadz Yahya Waloni Kepergian Sang Mujahid Aqidah di Hari Paling Mulia"

FAAR SYAM - Aku masih ingat betul suasana pagi itu. Langit biru bersih, seolah ikut bersujud dalam kekhusyukan Hari Raya Idul Adha. Hari Jumat yang agung, dua kemuliaan bertemu dalam satu nafas: Yaumul Jumu’ah dan Yaumul Nahr. Tapi siapa sangka, di hari yang sarat takbir dan air mata bahagia itu, datang pula kabar yang menusuk dada: Ustadz Yahya Waloni wafat... saat menyampaikan khutbah Jumat.

Aku terdiam cukup lama. Mencoba memproses kabar yang singkat namun menggetarkan itu. Sosok yang selama ini kukenal sebagai orator lantang, pendobrak keraguan, dan pembela aqidah yang tanpa gentar kini telah pergi. Dan cara beliau pergi… bukanlah biasa. Beliau berpulang saat berdiri di mimbar—tempat yang ia cintai, saat menyampaikan khutbah—tugas paling mulia dalam ibadah Jumat, dan di hari raya yang hanya terjadi beberapa kali dalam seumur hidup.

Kuketik namanya, kucari berita, hingga akhirnya kutemukan di laman Tribunnews Bangka, profil singkat beliau disusun kembali: Yahya Waloni, mantan pendeta yang akhirnya memilih Islam sebagai jalan hidupnya. Bukan sekadar masuk Islam, tapi hidup dan meninggal dalam barisan para da’i penyeru tauhid. Sebuah jalan yang tak mudah, apalagi bagi seseorang yang dulunya hidup dalam lingkungan agama berbeda.

Tak semua orang bisa menanggung beban seperti yang beliau pikul. Cacian, ancaman, fitnah, bahkan vonis hukum pernah ia hadapi. Tapi satu yang tak pernah redup dari matanya adalah keberanian dan keyakinan. Aqidah baginya bukan sekadar teori, tapi medan tempur. Ia bicara dengan nyala api dalam dada. Kadang keras, kadang meledak-ledak. Tapi itulah Yahya Waloni tak pernah setengah dalam beragama.

Aku bukan pengagum buta, pun bukan pembenci. Tapi aku saksi, bahwa ada sosok yang berani berkata benar meski dunia menertawakan. Bahwa ada manusia yang memilih jalan sunyi—ditinggalkan kawan lama, dihina karena pilihan barunya—namun tetap istiqamah. Dan jika banyak orang berharap wafatnya dalam keadaan husnul khatimah, maka sepertinya Ustadz Yahya Waloni telah menggenggamnya: wafat di atas mimbar, pada hari Jumat, di Hari Raya Idul Adha.

Hari itu langit benar-benar bersaksi.

Mungkin nanti, saat kita kembali duduk di masjid, mendengar khutbah, akan ada ruang kosong yang mengingatkan kita pada suara lantang yang pernah memenuhi ruang-ruang ibadah kita. Pada satu nama, satu kisah, satu keberanian: Yahya Waloni, sang mujahid aqidah yang tak pernah mundur.

Semoga Allah menerima amalnya, mengampuni khilafnya, dan menempatkannya di barisan para syuhada dan shalihin.

Aamiin ya Rabbal ‘Alamiin.



إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

Artinya: “Sesungguhnya segala amal tergantung niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkan.”

[HR. Bukhari dan Muslim]

#FYI

×
Dukung Saya Beri